Editors Picks

Wednesday, June 16, 2021

Benda Seni Eropa Menunjukkan Bahwa Manusia Hidup Bersama Naga/Dinosaurus.

Pernahkah Anda mempertimbangkan bahwa ada banyak gambar-gambar kuno dinosaurus di berbagai karya seni dari seluruh penjuru dunia? Peradaban kuno menyebut hewan-hewan ini "naga" karena kata dinosaurus belum dicetuskan sampai tahun 1841. Dalam bukunya Dire Dragon, Vance Nelson mendokumentasi banyak contoh-contoh karya seni dari seluruh penjuru dunia. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya:

  • Di makam Bishop Bell (1496) di Carlisle, Inggris, ada plate kuningan di lantai Katedral Carlisle yang menunjukkan dua sauropods (dinosaurus herbivora) dengan leher mereka saling membelit.

https://www.icr.org/article/did-medieval-artists-see-real-dinosaurs
  • Di belakang kursi pendeta di katedral St. David di Wales, ada seekor naga yang secara mengejutkan terlihat seperti seekor sauropod yang ditemukan di Argentina yang dikenal dengan nama Brachytrachelopan mesai.

https://www.icr.org/article/st-davids-dragon-fantasy-or-reality

  • Chateau Royal de Blois di Prancis mempunyai ukiran abad ke-16 dari dinosaurus Plateousaurus.

https://www.youtube.com/watch?v=m9lvWGFTeR8

  • Di atas perapian kastil Azay-le-Rideau di Prancis ada ukiran naga abad ke-16 yang menyerupai gambaran dinosaurus. Juga, ada sebuah meja yang indah, di mana di salah satu lacinya ada ukiran seekor naga/dinosaurus.
http://povcrystal.blogspot.com/2015/03/chateau-dazay-le-rideau.html

  • Kapel St. George di Barcelona, Spanyol, "Palau de La Generalitat," mempunyai sebuah altar dari tahun 1600-an yang menunjukkan St. George sedang membunuh seekor naga/dinosaurus.
https://www.pinterest.com/pin/431501208031772308/


Karya-karya seni Eropa abad pertengahan mendukung fakta bahwa manusia dan dinosaurus pernah hidup bersama.


Diambil dari renungan tanggal xxx dari buku berjudul "Have You Considered? Evidence Beyond a Reasonable Doubt" karangan Julie Von Vett & Bruce A. Malone.

Tuesday, June 15, 2021

Oktopus, Penyamar Ulung


Bagaimana seekor oktopus mengubah warna kulitnya agar sama seperti warna di sekitarnya dalam sekejap mata? Di bawah layer teratas dari kulitnya, seekor oktopus mempunyai 3 layer (chromatophore layers) dengan ribuan kantung warna. Lapisan teratas dari chromatophore layer memiliki kantung hitam dan coklat, kantong di tengah memiliki warna merah dan orange, dan kantung ketiga memiliki warna kuning. Saraf-saraf dan otot-otot menyebabkan kantong-kantong warna mengembang dan menyusut. Ketika kantong mengembang, warna di layer tersebut lebih terlihat, dan ketika menyusut, warna lebih tidak terlihat. Tetapi sistem kamuflase oktopus lebih kompleks lagi. Di layer kelima, di bawah chromatophore layer, diisi dengan iridophore, yang adalah lapisan reflektor yang memberikan oktopus warna emas, perak, biru, dan hijau yang dapat terlihat berubah ketika dilihat dari sudut yang berbeda (iridescent gold, silver, blue, and green). Layer terbawah atau layer keenam mengandung leucophores, yang memantulkan balik warna dari lingkungan sekitarnya.

Kulit oktopus mengilhami para peneliti untuk mengembangkan bahan kamuflase canggih. Sampai saat ini, bahan kamuflase dapat secara otomatis berubah dari warna putih dan hitam dan membuat serangkaian warna abu-abu. Salah seorang ahli menyatakan, "... dengan melihat gerakan cumi-cumi dan oktopus, kamu akan menyadari bahwa kamu tidak mendekati level kecanggihan binatang-binatang ini." Ahli ini menyadari kesulitan pembuatan bahan kamuflase. Ketika manusia mencoba untuk meng-copy sesuatu yang telah dibuat tetapi tidak dapat menyamainya, kita harus mengagumi desain original seorang ahli, Tuhan itu sendiri.

Diambil dari renungan tanggal 14 Juni dari buku berjudul "Have You Considered? Evidence Beyond a Reasonable Doubt" karangan Julie Von Vett & Bruce A. Malone.

Monday, June 14, 2021

Jaring Laba-Laba Menyelamatkan Burung

 


Pernahkah Anda berpikir bahwa jaring laba-laba dapat menyelamatkan seekor burung? Setiap tahun, banyak burung terbunuh ketika mereka terbang menabrak jendela-jendela kaca. Mungkin mereka tidak melihat kaca jendela, atau mereka melihat refleksi pohon-pohon di dekatnya, langit, atau objek yang lain, namun apa pun itu, mereka menabrak jendela dan mati.

Sudah ditemukan bahwa ketika laba-laba menjalin sarangnya, mereka menggunakan sutra yang merefleksikan sinar ultraviolet. Manusia tidak dapat melihat sinar ultraviolet tersebut tetapi banyak burung-burung dan serangga dapat melihatnya. Para ahli biologi menemukan bahwa jaring laba-laba yang merefleksikan sinar ultraviolet mempunyai dua fungsi:

  1. Menarik seranga seperti lampu neon; beberapa jaring bahkan mempunyai bentuk pola seperti bunga.
  2. Memberikan peringatan kepada burung supaya tidak terbang melalui jaring tersebut. Jaring tersebut seperti berkata, "Saya tidak mau membangun kembali jaring-jaring ini, tolong menghindar."

Sebuah perusahaan, Arnold Glass, melapisi kaca-kaca yang mereka produksi dengan menambahkan strip ultraviolet. Lapisan strip ini tidak dapat dilihat oleh manusia tetapi burung-burung dapat melihatnya. Burung-burung akan berusaha menghindari kaca-kaca yang memiliki lapisan sinar ultraviolet.

Alam dipenuhi dengan desain-desain; tetapi tentu saja, Tuhanlah yang menaruh itu semua ketika Ia menciptakan dunia! Kemahakuasaannya terlihat melalui apa yang Ia ciptakan. Siapa yang dapat mengira bahwa jaring laba-laba dapat memproteksi burung-burung!

Diambil dari renungan tanggal 10 Juni dari buku berjudul "Have You Considered? Evidence Beyond a Reasonable Doubt" karangan Julie Von Vett & Bruce A. Malone.

Wednesday, June 9, 2021

Bahasa Roh & Pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus

 


Khotbah Pentakosta ini membahas mengenai bahasa roh dan pekerjaan-pekerjaan penting yang dilakukan oleh Roh Kudus.

Perumpamaan Orang Kaya & Lazarus

Ada pemikiran bahwa kisah orang kaya dan Lazarus menggambarkan apa yang terjadi di intermediate state. Intermediate state adalah status antara pada saat seorang meninggal sampai ia dibangkitkan pada akhir zaman. Namun penafsiran seperti ini tidak cocok dengan genre kisah ini. Kisah orang kaya dan Lazarus adalah perumpamaan dan bukan narasi, sehingga kisah ini perlu ditafsirkan sesuai dengan genre-nya.